Pergerakan Harga Saham Mandiri dari Tahun ke Tahun
Pada 23 Juni 2003, BMRI mendapatkan persetujuan resmi dari BAPEPAM-LK untuk melaksanakan Penawaran Umum Perdana Saham BMRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.000.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan harga penawaran Rp675,- per saham. Saham-saham tersebut kemudian tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 2003.
Sejak awal, kinerja operasional Bank Mandiri terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan laba yang berkesinambungan, yakni Rp1,18 triliun pada tahun 2000 menjadi Rp5,3 triliun pada tahun 2004.
Pada semester pertama tahun 2022, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp20,2 triliun. Ini mengalami peningkatan sebesar 61,7% (YoY/Tahun) dari laba bersih semester pertama sebesar Rp12,5 triliun.
Pertumbuhan laba ini didorong oleh peningkatan profitabilitas, yang tercermin dari net interest margin (NIM) konsolidasi mencapai 5,37% pada kuartal kedua 2022, naik sebesar 32 basis poin (bps) dibandingkan dengan kuartal kedua 2021. Selain itu, return on equity (ROE) Bank Mandiri konsolidasi untuk kuartal kedua tahun 2022 mencapai 23,03%, meningkat sebesar 791 basis poin secara tahunan.
Baca juga: Perkembangan Harga Saham BBNI dan Rekomendasinya
Sejak Mei 2023 hingga memasuki bulan Juni 2023, harga saham bank di kelompok blue chip sedang dalam tren meningkat. Saham blue chip merujuk pada saham-saham terkemuka di bursa efek, dengan jenis saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar, mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.
Di sektor perbankan, saham bank yang tergolong blue chip dan sedang menunjukkan kenaikan stabil di atas 2% antara lain PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) Tbk.
Harga saham BMRI sendiri menduduki posisi nomor 2 setelah BBRI dengan kenaikan hingga 4,50%. Penguatan saham bank dalam kelompok blue chip ini sejalan dengan pertumbuhan laba yang signifikan dan mencapai rekor keuntungan pada kuartal I/2023.
Dalam kategori saham blue chip, BMRI berhasil mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 12,6 triliun pada Q1 2023, meningkat 25,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kredit BMRI juga mengalami pertumbuhan sebesar 12,36% YoY menjadi Rp1.205 triliun.
Prospek pemulihan ekonomi dan daya beli memberikan potensi bagi pertumbuhan kinerja loan performing dan loan disbursement yang masih tetap meningkat di tahun 2023, setidaknya pada angka high single digit.
Baca juga: Tertarik Investasi, Ini Harga 1 Lot Saham BCA Terbaru
Para ahli sepakat bahwa saham BMRI menarik untuk diperhatikan, baik dari segi fundamental maupun teknikal. Meskipun pergerakan harga saham BMRI secara teknikal sedikit tertinggal dibandingkan dengan saham BBCA dan BBRI, potensi akumulasi pembelian saham dengan target harga Rp6.000 masih menarik.
Hal ini disebabkan oleh prospek yang cukup positif bagi saham BMRI dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat, meskipun bakal ada efek kampanye politik pemilu.
Prospek saham BMRI juga sejalan dengan prospek ekonomi Indonesia secara keseluruhan yang diperkirakan tetap tumbuh dengan optimal. Selain itu, likuiditas yang masih cukup longgar di bank besar seperti Mandiri tidak akan signifikan memengaruhi kenaikan suku bunga deposito sehingga potensi keuntungannya masih tinggi.
Demikian ulasan mengenai harga saham BMRI. Bagi kamu yang tertarik membeli harga saham Mandiri saat ini, jangan lupa untuk melakukan diversifikasi agar portofolio tumbuh stabil.
Untuk memudahkanmu berinvestasi, coba gunakan aplikasi BMoney yang andal dan tepercaya sekaligus memberimu kenyamanan dan keamanan dengan harga terjangkau. Segera unduh aplikasinya di Play Store atau App Store.
### Penilaian Komprehensif Sektor Tembakau#### Pendahuluan Sektor tembakau di Indonesia tetap menjadi bagian penting dari industri consumer staples, dipimpin oleh perusahaan-perusahaan utama seperti Gudang Garam ($GGRM), HM Sampoerna ($HMSP), dan Wismilak Inti Makmur (WIIM). Meskipun demikian, sektor ini menghadapi berbagai tantangan terkait kebijakan regulasi, perpajakan, dan daya beli domestik. Evaluasi ini membahas tren terbaru, risiko potensial, dan proyeksi masa depan dalam sektor tembakau berdasarkan laporan yang diberikan.---#### Kondisi Pasar dan Prospek Sektor Laporan memberikan rating Underweight untuk sektor tembakau, mencerminkan kekhawatiran terkait potensi pertumbuhan akibat ketidakpastian kebijakan dan tantangan makroekonomi. Beberapa poin penting:- Ada indikasi bahwa cukai rokok mungkin tidak naik di FY25F, yang bisa memberi kelegaan sementara bagi perusahaan tembakau. Pemerintah kemungkinan hanya akan menaikkan harga jual eceran minimum (HJE) untuk meningkatkan pendapatan tanpa menaikkan cukai. - Proyeksi pendapatan dari cukai rokok untuk FY25F sebesar Rp230,7 triliun, yang stagnan dibandingkan Rp230,4 triliun di FY24F.---#### Perusahaan Utama dan Dampak Finansial Berikut adalah evaluasi dari tiga perusahaan besar di sektor tembakau:1. Gudang Garam ($GGRM) - Diperkirakan paling diuntungkan jika cukai stabil, berkat rasio biaya operasional terhadap pendapatan yang paling rendah. - Jika cukai tidak naik dan ASP meningkat 2%, laba bersih FY25F bisa tumbuh hingga 100%. 2. HM Sampoerna ($HMSP) - Diproyeksikan mengalami pertumbuhan laba bersih FY25F sebesar 16% dengan penyesuaian ASP moderat. - Potensi peningkatan imbal hasil dividen menarik bagi pemegang saham. 3. Wismilak Inti Makmur ($WIIM) - Diperkirakan terjadi peningkatan laba bersih FY25F sebesar 8%, dengan potensi kenaikan EPS sebesar 27% jika cukai stabil. ---#### Tantangan dan Risiko Industri Sektor ini menghadapi sejumlah risiko yang dapat menghambat pertumbuhan:1. Risiko Regulasi - Potensi kenaikan cukai di masa depan (sekitar 10% berdasarkan tren sebelumnya) dapat menurunkan profitabilitas dan menyebabkan penurunan sektor.2. Daya Beli Domestik - Lemahnya daya beli membatasi kemampuan perusahaan untuk menaikkan harga secara agresif.3. Pasar Rokok Ilegal - Penjualan rokok ilegal dapat mengurangi pangsa pasar rokok legal, memerlukan pengawasan yang lebih ketat.4. Regulasi Kesehatan - Kampanye kesehatan publik dan peraturan yang lebih ketat terkait merokok dapat memengaruhi permintaan.---#### Potensi Katalis Positif Meskipun terdapat tantangan, beberapa faktor dapat mendorong hasil positif:1. Cukai Stabil - Kebijakan cukai 0% di FY25F dan seterusnya dapat mendukung profitabilitas jangka panjang.2. Penyesuaian Harga - Ruang untuk kenaikan harga moderat tanpa memengaruhi permintaan secara signifikan.3. Imbal Hasil Dividen - Peningkatan imbal hasil dividen (hingga 11% untuk WIIM) dapat menarik investor.---#### Kesimpulan Sektor tembakau Indonesia berada di persimpangan jalan, sangat dipengaruhi oleh kebijakan fiskal pemerintah dan dinamika konsumen. Stabilitas cukai di FY25F dapat memberikan kelegaan sementara, tetapi risiko jangka panjang tetap ada, seperti perubahan regulasi, kampanye kesehatan, dan tantangan ekonomi. Perusahaan seperti Gudang Garam, HM Sampoerna, dan Wismilak Inti Makmur mungkin akan menikmati peningkatan laba sementara, tetapi pertumbuhan berkelanjutan memerlukan strategi adaptasi yang lebih baik terhadap perubahan pasar. Catatan lainnya: bitly/4a8K4E1
Beli Saham GGRM di Stockbit
Itulah tadi ulasan singkat tentang saham GGRM, dan kinerja keuangannya dalam 10 tahun terakhir. Apabila kamu tertarik dengan saham ini, kamu dapat membelinya lewat aplikasi Stockbit. Stockbit adalah platform investasi saham online yang memiliki banyak fitur menarik.
Salah satunya adalah fitur Seasonality yang memungkinkan kamu untuk melihat kecenderungan performa suatu saham setiap bulan dari tahun ke tahun. Dengan fitur ini, kamu bisa mengetahui kira-kira kapan musim-musim atau momentum yang tepat untuk berinvestasi pada suatu saham agar potensi profitnya maksimal dan dengan minimal risiko.
Harga saham Gudang Garam (IDX: GGRM) terus turun sepanjang tahun 2021. Harga saham GGRM dari awal Januari hingga September 2021 sudah turun sebesar 22%. Harga saham GGRM pada Januari 2021 masih berada di level Rp 41.000 per lembar. Namun, September 2021 harga saham GGRM kembali turun ke Rp 31. 900 per lembar.
Harga tertinggi saham Gudang Garam (GGRM) Rp 83.800 per lembar di tahun 2017 dan di tahun 2018. Namun, tahun 2019 harga saham GGRM anjlok ke harga Rp 53.000 per lembar atau -37%. Kemudian, terus anjlok hingga tahun 2020 di level Rp 41.000 atau minus 23%. Berikut histori harga saham GGRM selama 10 tahun terakhir.
Harga Saham GGRM 10 Tahun Terakhir:
Demikianlah daftar harga saham Gudang Garam (GGRM) selama 10 tahun terakhir. Dapat disimpulkan bahwa selama 10 tahun terakhir harga saham terendah Gudang Garam (GGRM) yaitu Rp 31.900 per lembar di tahun 2021. Sementara harga tertinggi saham Gudang Garam (GGRM) ada di tahun 2017 dan 2016 sebesar Rp 83.000 per lembar.
Berinvestasi dalam saham memerlukan penelitian yang komprehensif: Anda harus mempelajari dengan cermat seluruh data yang tersedia, antara lain keuangan perusahaan, berita terkait, dan analisis teknikalnya. Jadi analisis teknikal untuk GUDANG GARAM TBK menunjukkan kondisi netral untuk hari ini, dan peringkat 1 minggunya adalah penjualan. Karena kondisi pasar yang rentan terhadap perubahan, sebaiknya anda melihat lebih jauh ke masa depan — berdasarkan peringkat 1 bulan, saham GUDANG GARAM TBK menunjukkan sinyal jual. Lihat selengkapnya tentang
untuk analisis yang lebih komprehensif.
Jika anda masih ragu, cobalah untuk mencari inspirasi di
Saat ini, selain menjadi salah satu saham paling likuid di BEI, harga saham BMRI milik PT Bank Mandiri Tbk. tercatat sedang dalam tren meningkat. Bank Mandiri dengan kode saham BMRI juga tercatat sebagai saham blue chip dengan peluang keuntungan tinggi dan prospek cerah.
Melihat potensinya ke depan, kamu yang tertarik berinvestasi saham blue chip tidak ada salahnya menjadikan saham BMRI sebagai koleksi portofolio sahammu. Namun, sebelum mulai berinvestasi, ada baiknya kamu mengetahui lebih dulu terkait harga saham Mandiri, termasuk harga 1 lot BMRI dan pergerakan harga sahamnya dari tahun ke tahun.
Sejarah saham BMRI dimulai saat didirikan pada 2 Oktober 1998. Pendirian Bank Mandiri merupakan bagian dari program restrukturisasi perbankan yang diimplementasikan oleh pemerintah Indonesia.
Pada Juli 1999, empat bank umum, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor-Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia bergabung dan membentuk Bank Mandiri. Keempat bank tersebut memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Per Februari 2023, pemegang saham dengan kepemilikan 5% atau lebih saham BMRI adalah Negara Republik Indonesia. Negara memiliki 1 saham preferen (saham seri A dwiwarna) dan kepemilikan 52,00% saham seri B.
Selain itu, Indonesia Investment Authority atau Lembaga Pengelola Investasi juga memiliki kepemilikan sebesar 8,00%. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, BMRI bergerak di bidang perbankan dan melakukan kegiatan usaha dalam ruang lingkup tersebut.
Baca juga: Cara Menghitung Harga Wajar Saham yang Perlu Diketahui Investor Pemula
Pada perdagangan hari Selasa, 6 Juni 2023, harga BMRI ditutup pada level Rp5.075 per saham, sama seperti penutupan sebelumnya. Secara tahunan, harga BMRI turun 37,73%.
Jika melihat performa selama lima tahun ke belakang, harga saham BMRI merosot 26,98%. Dalam setahun, BMRI diperdagangkan di kisaran Rp3.587-Rp5.500. Kendati demikian, kinerja keuangan BMRI menunjukkan hal berbeda, yang secara garis besar memperlihatkan tren positif.
Pada Senin, 5 Juni 2023, saham BMRI menjadi salah satu yang paling banyak dilego asing. Jumlah penjualan saham BMRI oleh investor asing mencapai Rp191,73 miliar. Meski begitu, harga saham BMRI berhasil naik tipis sebesar 0,50% menjadi Rp5.075 per saham. Total volume perdagangan saham BMRI mencapai 180,78 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp922 miliar.
Lalu, pada kuartal pertama tahun 2023, BMRI mencatat rasio net profit margin sebesar 42,6%, naik sebanyak 8,87% secara tahunan. Sementara itu, total pendapatan BMRI adalah Rp29,49 triliun, dengan laba bersih mencapai 12,56 triliun secara tahunan.
Masing-masing menunjukkan kenaikan sebesar 15,02% untuk pendapatan, dan 25,21% untuk net income. BMRI juga termasuk salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar tertinggi, yakni Rp234,47 triliun.
Baca juga: Pergerakan dan Cara Beli Harga Saham BBRI 1 Lot
Harga 1 Lot Saham BMRI
Dalam perdagangan saham, investor umumnya membeli saham dalam satuan lot untuk mempermudah transaksi dan mengurangi biaya transaksi. Lot saham adalah satuan perdagangan saham yang digunakan di pasar saham. Setiap lot saham memiliki jumlah lembar saham yang ditentukan, tergantung pada aturan bursa efek di negara tempat saham tersebut diperdagangkan.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), satuan lot saham yang digunakan adalah 100 lembar saham. Tidak bisa ditransaksikan kurang dari ketetapan tersebut, dan hanya berlaku kelipatannya. Oleh karena itu, harga 1 lot saham BBNI akan bergantung pada harga saham Mandiri pada periode tertentu.
Jadi, mengingat 1 lot setara dengan 100 lembar saham, maka harga 1 lot saham BMRI per 6 Juni 2023 adalah 5.075 x 100 lembar, atau sebesar Rp507.500.
Baca juga: Kinerja dan Harga Saham GGRM, Apakah Bagus untuk Investasi?
Dari sisi laba, PT Gudang Garam Tbk mencatat kinerja laba yang terus bertumbuh selama periode 2013 - 2019. Selama periode tersebut, laba perseroan melonjak sekitar 16,6% CAGR dari Rp4,3 triliun pada 2013 menjadi Rp10,9 triliun pada 2019.
Sayangnya, setelah itu, laba GGRM turun signifikan sekitar -36,5% CAGR menjadi Rp2,8 triliun pada 2022. Penyusutan laba perseroan selama tiga tahun berturut-turut ini utamanya disebabkan oleh kenaikan cukai (termasuk PPN dan pajak rokok) secara signifikan yang tidak diikuti dengan kenaikan harga jual yang mencukupi. Hal ini menyebabkan beban pokok penjualan naik melampaui pertumbuhan penjualan dan margin laba bruto menurun.
Selain hal tersebut, beberapa faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kinerja perseroan antara lain kenaikan inflasi, penurunan daya beli masyarakat karena Covid-19, hingga adanya tren pergeseran konsumen ke produk yang lebih murah (downtrading) di pasar yang sangat kompetitif.
Terkini, berdasarkan laporan keuangan GGRM periode kuartal I 2023, Perseroan membukukan pendapatan Rp29,7 triliun dan laba bersih sebesar Rp1,9 triliun. Laba GGRM naik 53% secara kuartalan dan 82,3% jika dibandingkan dengan laba periode kuartal I 2022 yang sebesar Rp1,07 triliun.
Sementara, pendapatan tercatat naik tipis 1,5% dari pendapatan GGRM pada kuartal I 2022, dan turun 3,3% jika dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal IV 2022. Membaiknya kinerja GGRM pada kuartal I-2023 tersebut disebabkan oleh turunnya beban pokok penjualan yang kemudian mendorong peningkatan pada laba kotor perseroan sebesar 33% yoy (year-on-year) menjadi Rp4,4 triliun pada 2022.
Kecuali pada 2020, emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) ini diketahui selalu membagikan dividen setiap tahunnya sejak 2009. Terbaru pada 18 Juli 2023, GGRM tercatat membagikan dividen tunai sebesar Rp2,3 triliun yang setara dengan Rp1.200 per lembar saham. Jika mengacu pada harga penutupan saham GGRM pada tanggal Cum Date Dividen, yaitu 7 Juli 2023 di level Rp27.775 per saham, maka indikasi dividen yield GGRM untuk tahun buku 2022 adalah sebesar 4,3%